
Sintang zkr. Com. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sintang, Abdul Sufryadi, menekankan urgensi pembentukan pos-pos siaga di berbagai lokasi rawan bencana. Langkah ini dianggap sangat penting untuk mengantisipasi perubahan cuaca yang semakin ekstrem dan meningkatnya kejadian bencana hidrometeorologi sepanjang tahun 2025.
Ia menyampaikan bahwa ketidakstabilan iklim menuntut pola penanganan bencana yang lebih cepat dan adaptif. Keberadaan pos siaga, menurutnya, bukan hanya tempat berkumpul, tetapi pusat kendali yang memungkinkan koordinasi antara warga, relawan, dan pemerintah berlangsung secara cepat dan efektif.
“Kami mendorong agar di setiap wilayah rawan—mulai dari dataran rendah di bantaran sungai, kawasan perbukitan, hingga desa-desa terpencil—dibangun pos siaga. Upaya ini agar respons darurat bisa dilakukan lebih cepat dan tepat,” jelasnya. (15/11/2025)
Berdasarkan pemetaan BPBD, sejumlah kecamatan seperti Ketungau Hulu, Binjai Hulu, dan Dedai memiliki tingkat kerawanan tinggi terhadap banjir bandang dan tanah longsor.
Dalam beberapa bulan terakhir, hujan dengan intensitas tinggi telah menimbulkan kejadian yang membuat warga harus dievakuasi serta memerlukan bantuan logistik secara mendesak. Situasi ini menjadi dasar bagi BPBD untuk memperkuat mitigasi yang melibatkan komunitas secara langsung.
Rencana pembangunan pos siaga tersebut juga sejalan dengan arahan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang mendorong setiap daerah meningkatkan kemampuan adaptasi terhadap risiko bencana dengan memperkuat kapasitas lokal.
Lebih lanjut, Abdul mengatakan bahwa di setiap pos nantinya akan dilengkapi sarana komunikasi darurat, perlengkapan evakuasi, serta dukungan pelatihan berkala bagi masyarakat. Ia mengingatkan bahwa tanpa kesiapan di tingkat desa, ancaman korban jiwa maupun kerugian aset akan semakin tinggi.
“Saat ini, BPBD sedang menyiapkan kerangka anggaran sekaligus menjalin koordinasi dengan pemerintah desa dan kecamatan untuk menentukan lokasi-lokasi prioritas pembangunan pos siaga,” ujarnya.
Ia pun menegaskan bahwa strategi mitigasi tidak boleh hanya dilakukan setelah bencana terjadi. “Bencana tidak menunggu. Karena itu, antisipasi harus dilakukan sebelum dampaknya muncul,” tegasnya.
Dengan adanya pos siaga di titik-titik rawan bencana, BPBD berharap Kabupaten Sintang dapat memiliki sistem penanganan bencana yang lebih kuat, cepat, dan terstruktur dalam menghadapi ancaman bencana yang semakin beragam.









