Sintang zkr.com. Demam Berdarah Dengue (DBD) masih menjadi perhatian serius di Kota Sintang, bahkan beberapa titik di kota ini telah menjadi kluster penyebaran kasus DBD. Anak-anak usia sekolah menjadi korban utama, dan Dinas Kesehatan Kabupaten Sintang kembali memberikan himbauan kepada sekolah agar memeriksa bak penampungan air di lingkungan sekolah guna memastikan tidak ada tempat perkembangbiakan jentik nyamuk.
Darmadi, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Sintang, menyampaikan bahwa Dinas Kesehatan telah mengirim surat kepada Dinas Pendidikan dan Kementerian Agama Kabupaten Sintang. Surat tersebut berisi himbauan agar sekolah melakukan pemeriksaan jentik nyamuk secara berkala di bak penampungan air di area sekolah.
“Dinas Kesehatan telah mengirim surat kepada Kepala Dinas Pendidikan dan Kepala Kementerian Agama karena sekolah berada di bawah dua instansi tersebut. Kami berharap dengan surat tersebut, jika ada kasus DBD anak di sekolah dan diminta untuk melakukan fogging, sekolah juga tidak lupa untuk melakukan pemeriksaan jentik secara berkala. Pemeriksaan dilakukan di WC dan bak penampungan air untuk memastikan keberadaan jentik nyamuk,” ungkap Darmadi.
Darmadi menegaskan bahwa pencegahan terbaik untuk mengatasi kasus DBD adalah dengan menerapkan gerakan 3M plus secara bersama-sama oleh masyarakat. Gerakan 3M plus melibatkan menguras, menutup, dan mengubur tempat-tempat penampungan air yang dapat menjadi tempat berkembang biak nyamuk. Dengan demikian, habitat bagi nyamuk Aedes aegypti dapat diminimalkan.
Terkait fogging, Darmadi menjelaskan bahwa efektivitasnya hanya berlangsung selama 2 jam dan hanya pada area tertentu, tidak mencakup seluruh habitat jentik nyamuk yang berpotensi menyebarkan DBD. Oleh karena itu, Darmadi lebih menyarankan masyarakat untuk fokus pada gerakan 3M plus sebagai langkah pencegahan yang lebih holistik.
Melalui langkah-langkah pencegahan ini, diharapkan dapat mengurangi risiko penyebaran kasus DBD di Kota Sintang, terutama di lingkungan sekolah yang rentan menjadi kluster penularan penyakit ini.
(Rilis Kominfo Sintang)