SINTANG, ZKR – Puluhan warga yang tergabung dalam Persatuan Masyarakat Serawai Ambalau mengelar demo di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sintang pada Senin 28 November 2022.
Demo ini sebagai bentuk kekecewaan terhadap rancangan penetapan daerah pemilihan dan alokasi kursi Anggota DPRD Kabupaten Sintang dalam pemilihan umum tahun 2024.
Sebelumnya, pada pemilihan legislative ditahun 2019 lalu. Kecamatan Serawai dan Ambalau mendapatkan 4 kursi. Namun pada rancangan yang baru dikeluarkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Sintang jumlah alokasi berkurang menjadi 3 kursi.
“Kami masyarakat Kecamatan Serawai dan Ambalau menolak rancangan yang baru dikeluarkan KPU ini. Kami menilai data ini terlalu mengada-ngada,” ucap salah satu koordinator aksi yang juga Anggota DPRD Sintang, Sandan.
Oleh sebab itu, dirinya meminta pada pemilihan legislative ditahun 2024 mendatang, daerah pemilihan Serawai dan Ambalau tetap menggunakan jumlah penduduk di Tahun 2019 lalu.
“Kalau kita mengikuti aturan tentunya dengan waktu yang sangat singkat ini tidak akan mungkin mampu dinas dukcapil mendata ulang seluruh kecamatan yang ada. Maka kami menawarkan kepada semua pihak untuk menggunakan data kependudukan waktu pemilu tahun 2019 dalam menentukan jumlah alokasi kursi karena itu yang sudah jelas dan sudah diakui secara public,” jelas Sandan.
Walaupun demikian, Sandan meminta semua pihak untuk menyelesaikan permasalahan ini dengan kepala yang dingin. Tetapi perlu adanya satu langkah kebijakan politik karena secara fakta Serawai Ambalau sudah mendapatkan 4 kursi pada pemilu 2019.
“Kalau kita harus mendata ulang itu tidak akan mungkin dan akan tetap saja mendapatkan 3 kursi untuk kecamatan Serawai Ambalau,” jelas Politisi Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) ini.
Oleh sebab itu, Ia berpendapat bahwa pertemuan hari ini harus mengambil sebuah langkah yang konkret seperti mengambil suatu keputusan untuk mengikuti jumlah penduduk pada pembagian kursi pada tahun 2019 yang lalu.
“Kalau menurut saya itu tidak ada masalah. Karena data ditahun 2019 itu dapat di pertanggungjawabkan dan juga datanya sesuai dengan fakta di Serawai dan Ambalau saat ini,” tukasnya.