Sintang zkr.com. Wakil Ketua Komisi C DPRD Kabupaten Sintang Senen Maryono mengatakan pelaksanaan pembelajaran tatap muka di Sekolah sudah menjadi kerinduan berbagai komponen masyarakat Kabupaten Sintang. Masyarakat cenderung menilai sistem pembelajaran dari rumah pada masa pandemi covid-19 tidak efektif.
“Ini bukan basa basi, lebih banyak masyarakat yang berharap belajar tatap muka dilaksanakan. Karena memang masyarakat sudah jenuh dan anak-anak banyak yang berkeliaran kalau malam hari. Boleh di cek di sekitar Gedung Pancasila, anak anak nongkrong sampai larut malam. Bahkan kebut kebutan. Bukan hanya anak SMA tetapi juga anak SMP,” ujar pria yang juga Ketua Dewan Pendidikan Kabupaten Sintang, Rabu 16 Juni 2021.
Sistem pembelajaran daring dan luring yang diterapkan pemerintah pada masa pandemi Covid-19 tidak betul-betul dimanfaatka untuk kegiatan berlajar. Anak-anak cenderung memanfaatka gadget untuk bermain game online yang dapat mempengaruhi psikologi.
“Itu pengakuan orang tua yang menyampaikan keluhan kepada kami, ada orang tua yang mengeluhkan semejak pembelajaran dari rumah anak nya sering marah karena kalah main game. Temperamen mereka menjadi tinggi, Itu keluhan orang tua yang kami terima, ” ujar Senen.
Artinya menurut dia dengan tidak sekolah bukan berarti anak berada di rumah saja. “Kalaupun mereka di rumah, ternyata mereka lebih banyak main game, bukannya belajar,” pungkasnya
Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sintang H. Anuar Akhmad, S.Ag menyampaikan bahwa pemerintah sudah memberikan lampu hijau untuk melaksanakan proses belajar tatap muka terbatas.
“ tetapi masyarakat jangan senang bahkan euphoria dengan akan dilaksanakannya belajar tatap muka. Saya juga mengingatkan agar belajar tatap muka nanti, benar-benar dalam menerapkan protokol kesehatan,” ujarnya.
Kondisi pandemi pasca libur panjang, kasus terkonfirmasi masih meningkat. Namun persiapan pelaksanaan belajar tatap muka harus tetap berjalan. “Kita harus memberikan edukasi kepada sekolah agar bisa mempersiapkan dirinya. Masih ada orangtua yang tidak percaya akan adanya covid-19. Maka sekolah harus dikawal saat melaksanakan belajar tatap muka,” ungkapnya.
Sebelum pelaksaaan pembelajaran tatap muka, protokol kesehatan di Sekolah harus sudah siap, baik ketersediaan tempat cuci tangan, hand sanitizer, masker dan jarak siswa belajar.
“kita pastikan sekolah menyiapkan semua persyaratan belajar tatap muka sambil kita berdoa supaya tidak ada klaster sekolah atau klaster pendidikan. Dimulainya belajar tatap muka ini, di satu sisi orang tua senang dan lega, di sisi lain kita menjadi was-was. Selesai sekolah, anak-anak harus langsung pulang, tidak ada lagi ngumpul-ngumpul,” tukasnya.