Kartiyus Sebut Masalah Kemiskinan Faktor Tinggi Angka Pengangguran

 Parlemen

Sintang zkr.com.  Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kabupaten Sintang, Kartiyus mengatakan masalah kemiskinan juga cukup erat terkait dengan pengangguran. Umumnya, semakin tinggi angka pengangguran di daerah tersebut, biasanya tinggi pula angka kemiskinannya.

 

“Masalah kemiskinan memang bisa dibilang tak pernah lekang dimakan zaman. Di setiap daerah, entah itu di pelosok atau di kota besar, masyarakat yang hidup di bawah garis kesejahteraan selalu ada. Salah satu indikatornya adalah penganguran,” ujarnya Jumat 12 Maret 2021.

 

Oleh karenanya,  Kartiyus mengatakan ada langkah yang dapat diambil dalam menggerus kemiskinan dan pengangguran di Kabupaten Sintang. Salah satunya adalah penyediaan lapangan pekerjaan dan kemudahan dalam berinvestasi.

 

Keduanya sangat dibutuhkan untuk mengatasi kemiskinan dan pengangguran di Kabupaten Sintang. Kemudian, pemerataan pembangunan infrastruktur dan industri padat karya serta kemudahan memperoleh modal kerja juga merupakan solusi alternatif untuk mengatasi kemiskinan dan pengangguran,” kata Kartiyus

 

Selain itu, lanjut dia ada lima prioritas pembangunan di Kabupaten Sintang tahun anggaran 2022 mendatang yakni peningkatan pelayanan kesehatan, peningkatan infrastruktur, peningkatan sumber daya manusia, pemulihan ekonomi dan Sintang berkelanjutan.

 

“Kita sangat berharap lima program ini dapat menjadi solusi kita bersama dalam mengtasi berbagai persoalan di bidang infrastruktur jalan dan jembatan, pendidikan, kesehatan, peningkatan SDM serta perekonomian kita,” ungkapnya.

 

Kartiyus mengakui angka kemiskinan di Kabupaten Sintang masih cukup tinggi, kondisi ini diperparah dengan pandemi Covid-19 yang membawa dampak buruk hampir pada semua sektor kehidupan. “Sekarang ini pandemi Covid-19 jadi tangtangan kita dalam mengentaskan kemiskinan di daerah,” ujarnya.

 

Kartiyus juga mengakui bahwa saat ini pemerintah belum mampu meningkatkan taraf kesejahteraan masyarakatnya. Hal itu dapat dilihat dari banyaknya masyarakat yang bekerja di sektor pertanian. Namun, nilai tukar petani ternyata masih rendah.

 

“Contoh lainnya adalah masih tingginya pengeluaran rumah tangga untuk makanan dibanding non makanan yang mencerminkan masih rendahnya tingkat kesejahteraan masyarakat Kabupaten Sintang. Dan investasi sektor sekunder juga belum berkembang di Sintang, yang seharusnya menjadi alternatif investasi di Sintang,” pungkasnya.

Related Posts

Tinggalkan Balasan