Selly Gatie menyampaikan bahwa bantuan tersebut berbentuk barang dan akan diberikan melalui Tim DASHAT di kecamatan. Uang yang diterima akan ditransfer langsung kepada Tim DASHAT di kecamatan dan desa, yang nantinya akan bertanggung jawab untuk melakukan pembelian barang sesuai kebutuhan sasaran.
“Kami di kabupaten pun tidak mampu kalau uang tersebut kami yang membelanjakannya. Karena bantuan sponsorship ini, yang diberikan kepada sasaran adalah dalam bentuk barang. Maka nanti, uang tersebut akan kami kirim ke Tim DASHAT di kecamatan,” tambah Selly Gatie.
Tim DASHAT di kecamatan dan desa akan melakukan pembelian di wilayah setempat, seperti membeli telur, beras, susu, kacang hijau, dan daging ayam. Barang-barang tersebut akan diserahkan kepada sasaran, yaitu ibu hamil, ibu menyusui, dan bayi di bawah dua tahun dari keluarga tidak mampu.
“Penyerahan bantuan juga akan diawasi oleh Babinkamtibmas dan Babinsa supaya barangnya tepat sasaran dan sampai dengan baik. Serta pemanfaatannya juga akan diawasi,” terang Selly Gatie.
Selain itu, fokus program DASHAT tahun 2023 adalah melakukan pelatihan kepada kader posyandu dan kader pokja di 15 desa lokus stunting. Mereka akan dilatih dalam memasak makanan bergizi menggunakan bahan pangan lokal. Kader akan menjadi pelatih bagi keluarga beresiko stunting, seperti ibu hamil, ibu menyusui, dan balita dari keluarga miskin.
“Keluarga beresiko stunting adalah ibu hamil, ibu menyusui, dan baduta yang berasal dari keluarga miskin. Kades posyandu dilatih, kemudian mereka juga melatih keluarga beresiko stunting ini. Nanti mereka bisa mengolah sendiri bahan pangan lokal tetapi gizinya tinggi,” tambah Selly Gatie.
Petugas Dinas P2KBPPA akan melakukan pemantauan terhadap perkembangan sasaran, terutama bayi di bawah dua tahun. Jika berat badannya tidak naik, akan diterapkan strategi lanjutan untuk mengatasi masalah stunting.
(Rilis Kominfo Sintang)