Sintang zkr.com. Dalam upaya mengatasi keterbatasan lahan dan menanggulangi inflasi daerah, Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Sintang mendorong warga untuk mengadopsi pertanian hidroponik di pekarangan rumah. Martin Nandung, Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan, menekankan bahwa metode pertanian ini merupakan solusi ideal terutama di kawasan perkotaan dengan lahan terbatas.
“Dengan adanya sayur hidroponik, masyarakat di Kabupaten Sintang sangat antusias ingin membeli sayuran yang diproduksi oleh Dinas Pangan. Untuk itu, demi meningkatkan kebutuhan masyarakat akan konsumsi sayuran, Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Sintang akan tetap meningkatkan produksinya,” ujar Nandung.
Dinas ini telah mengaplikasikan metode pertanian hidroponik dengan menggunakan sistem Obor Pangan Lestari (OPAL) dan berhasil menghasilkan panen yang memuaskan. Masyarakat merespons positif, menunjukkan minat tinggi dalam membeli sayuran hasil pertanian hidroponik tersebut.
Sayuran hidroponik, khususnya sayur pakcoy, dikemas secara rapi dengan label produksi dan dijual ke berbagai instansi di jajaran Pemerintah Daerah Sintang dengan harga Rp5.000 per bungkus berat 250 gram.
Martin menyoroti beberapa keunggulan pertanian hidroponik, termasuk hasil tanaman yang lebih bermanfaat untuk kesehatan, keberhasilan tanaman tumbuh dan berproduksi maksimal, perawatan yang praktis, produktivitas tanaman yang lebih baik, dan nilai jual yang lebih tinggi.
Diharapkan inisiatif seperti ini mampu mengajak lebih banyak orang, terutama para pegawai di lingkungan dinas dan masyarakat sekitar, untuk berpartisipasi dalam bercocok tanam di pekarangan rumah. Langkah ini diarahkan untuk mencapai tujuan program, yaitu memastikan konsumsi sayuran yang beragam, bergizi, seimbang, dan aman.
Teknik hidroponik, yang menggunakan media tanam air, menjadi pilihan unggul karena efisiensi penggunaan air yang tinggi dan tidak memerlukan penyiraman seperti tanaman pada media tanah. Meskipun masih ada keraguan di kalangan beberapa orang terkait hasil panen, namun perkembangan metode ini menunjukkan potensi positif bagi pertanian masa depan.
(Rilis Kominfo Sintang)